Perlambatan ekonomi dunia saat ini
merupakan situasi yang penuh tantangan bagi negara-negara yang mengandalkan
pendapatan dari ekspor komoditas. Indonesia sebagai salah satu negara yang
mengandalkan ekspor migas, batu bara dan sawit tidak terlepas dari tantangan
tersebut. Perlambatan ekonomi dari China sebagai mitra dagang terbesar
Indonesia membuat pendapatan negara yang didapat dari ekspor bahan
mentah berkurang.
Selain birokrasi, infrastruktur
Indonesia menjadi hal yang selalu dikeluhkan oleh investor. Menurut World
Economic Forum (WEF), infrastruktur kita menempati posisi 82 dari 142 negara. Bahkan
di wilayah regional ASEAN saja, kita masih tertinggal dari Singapura, Malaysia
bahkan dari Thailand sekalipun.
Gambar 1. Komparasi Infrastruktur Indonesia di Tingkat Regional
Padahal, kalau kita mau sedikit
menengok ke belakang dan belajar dari cerita sukses negara lain, maka
seharusnya infrastruktur Indonesia mempunyai cerita yang berbeda. Kesuksesan China
dalam meningkatkan ekonomi dalam beberapa dekade ke belakang tidak lepas dari
filosofi mereka dalam menarik investasi, “Low
Cost Labor, World Class Infrastructure”. Hal ini bukan isapan jempol
belaka. China dikenal sebagai negara yang paling getol membangun infrastruktur
mereka. Bahkan, dalam sebuah catatannya, miliuner & filantropis terkenal
Amerika, Bill Gates pernah menyatakan bahwa dalam kurun waktu 3 tahun Negara itu
mengkonsumsi semen yang lebih banyak ketimbang yang dikonsumsi seluruh Amerika Serikat dalam kurun waktu 100
tahun!!!.
Gambar 2. Konsumsi Semen China dan Amerika Serikat
Pemerintah saat ini selalu menjadikan
pembangunan infrastruktur sebagai prioritas utama. Hal ini sangat logis
mengingat dalam perlambatan ekonomi seperti saat ini, peran pemerintah sangat
dibutuhkan.
Pembangunan infrastruktur sebagai
stimulus ekonomi pernah dilakukan oleh beberapa Negara sebelumnya. Pembangunan Hoover Dam di Amerika adalah salah
satunya. Pembangunan bendungan tersebut saat ekonomi Amerika menderita krisis, “The Great Depression”. Pembangunan bendungan ini menciptakan multiple effects pada pertumbuhan
ekonomi Amerika saat itu.
Pembangunan infrastruktur mempunyai
efek berlapis pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya menciptakan pertumbuhan di masa
depan ketika infrastruktur tersebut sudah jadi, namun pembangunan infrastruktur
tersebut juga memberikan efek langsung pada peningkatan pertumbuhan ekonomi negara melalui modal yang dikeluarkan selama masa pembangunan.
APBN dan Pembangunan Infrastruktur
Upaya pemerintah untuk mengejar
ketertinggalan infrastruktur Indonesia di saat lesunya perekonomian seperti
saat ini bukanlah hal yang mudah. Keterbatasan fiskal karena menurunnya
pendapatan negara menjadi salah satu penghambat.
Dalam sejarah pembangunan
infrastruktur Indonesia, pemerintah masih banyak mengandalkan pembangunan dengan dana
dari APBN. Pada tahun 2013 saja, Pengeluaran untuk infrastruktur dari APBN
berkisar 2,3% dari produk
domestik bruto (PDB) atau
sebesar Rp 203
triliun. Kalau digabungkan
dengan sumber lain
(APBD, BUMN dan swasta),
total pengeluaran untuk infrastruktur
mencapai Rp 438
triliun atau 4,72%
dari PDB.
Dalam perencanaan pembangunan
infrastruktur ke depan pun, peran APBN tetap harus dikurangi. Dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015 ‐ 2019 sebesar Rp 6.780 triliun, dana
yang mampu disediakan oleh pemerintah melalui APBN hanya sebesar 1000 triliun,
APBD 500 triliun, asuransi dan dana pensiun
sebesar Rp 60 triliun, serta lembaga
pembiayaan infrastruktur lainnya sebesar Rp 500
triliun, oleh karena
itu ada financial gap sebesar
Rp 4.000 triliun
yang harus dipenuhi
dari sumber pendanaan
lain. Kreatifitas pemerintah dalam mengadakan pendaan infrastruktur
sangat dibutuhkan.
Pola Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS)/ Public Private Partnership (PPP)
Pola kerjasama pemerintah dan swasta atau Public
Private Partnership (PPP) sebenarnya sudah mulai dijalankan di Indonesia.
Beberapa pola yang dapat diaplikasikan dalam KPS ini antara lain:
Gambar 3. Beberapa Skema KPS
Pengalaman kerjasama pemerintah dan swasta
(KPS) di berbagai negara yang berhasil menunjukkan bahwa manfaat KPS disamping
adanya pembagian resiko modal, juga adanya efisiensi yang ditimbulkan sebagai
akibat partisipasi swasta.
Dengan menggunakan cara seperti ini,
proyek-proyek mega infrastruktur dengan dana ratusan bahkan ribuan triliun
dapat dikerjakan tanpa membebani APBN. Tantangan bagi pemerintah adalah untuk “menjual” proyek-proyek tersebut kepada
investor. Pemerintah harus mampu mendandani dan mempersiapkan segala regulasi
yang mungkin menjadi penghambat investor untuk bekerja sama dalam skema ini.
Beberapa proyek besar hasil skema KPS
ini antara lain adalah pembuatan kereta cepat Jakarta-Bandung. Proyek ini
sekaligus akan menjadi tolok ukur keberhasilan pemerintah dalam
menyelenggarakan skema ini. Jika proyek ini berhasil, maka proyek-proyek dengan
skema yang sama diharapkan akan lebih mudah untuk didanai oleh investor.
Gambar 4. Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung
Dengan potensi ekonomi yang belum
teroptimalkan, kita tentu berharap keberhasilan pemerintah dalam membangun
infrastruktur Indonesia dan menjadikan Indonesia salah satu negara dengan
kualitas infrastruktur yang tidak kalah dari negara maju lainnya.
Sumber:
- Indonesia, Kendala Kritis Bagi Pembangunan Infrastruktur, Zafar Iqbal & Areef Sulaiman, IDB, 2010
- Survei Ekonomi OECD Indonesia, Maret 2015
- MODEL PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR : INDONESIA DAN NEGARA LAIN, Biro Riset BUMN, Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
- www.kemenkeu.go.id
KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.
Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan
Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com
Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.
Sepatah kata cukup untuk orang bijak.
PROGRAM PINJAMAN MUDAH
BalasHapusSelama masa ekonomi yang tidak pasti ini, banyak orang mendapati diri mereka dihadapkan pada situasi di mana mereka dapat menggunakan bantuan keuangan. Apakah itu untuk keadaan darurat, perbaikan rumah, konsolidasi utang atau bahkan liburan keluarga - pinjaman pribadi berbunga rendah adalah cara yang aman dan dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan keuangan Anda. Di Alta Finance LLC, kami berspesialisasi dalam program pendanaan Pinjaman yang andal dan efisien. Hubungi kami hari ini menggunakan email perusahaan kami: altafinancellcfunding@gmail.com